Senin, 14 Juni 2010

makalah,,perilaku manusia.." EMOSI,PERSEPSI,DAN MOTIVASI "

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan manusia pada umumnya dan pada tingkah laku pada khususnya, ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar. Seorang bayi yang baru lahir sudah dapat menangis, tetapi ia hampir mencapai tingkat kematangan tertentu sebelum ia dapat tertawa. Kalau anak itu sudah lebih besar, maka ia akan belajar bahwa menangis dan tertawa dapat digunakan untuk maksud-maksud tertentu pada situasi-situasi tertentu. Pada umumnya perbuatan kita sehari- hari disertai oleh perasaan-perasaan tertentu, yaitu perasaan senang atau perasaan tidak senang. Perasaan senang atau tidak senang yang selalu menyertai / perbuatan-perbuatan kita sehari-hari itu. disebut warna efektif. Warna efektif ini kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah atau samar-samar saja. Perbedaan antara perasaan dan emosi tidak dapat dinyatakan dengan tegas, karena keduanya merupakan suatu kelangsungan kualitatif yang tidak jelas batasnya. Pada suatu saat tertentu, suatu warna efektif dapat dikatakan sebagai perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagai emosi.
1.2 Sasaran dan Tujuan
Penyusunan makalah ini memiliki beberapa tujuan dan sasaran.
Sasaran dari penyusunan makalah ini adalah: Civitas Akademik Stikes Husada Jombang pada umumnya dan Mahasiswa Keperawatan pada khususnya.
Sedangkan tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :
 Mengetahui teori emosi,persepsi,dan motivasi.
 Berusaha mengupas dan membuka wawasan mengenai konsep emosi,persepsi,dan motivasi..
 Memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ilmu Perilaku Manusia.
1.3 Sistematika Bahasan
Penulisan makalah ini berdasarkan sistematika pembahasan yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Sasaran dan tujuan
1.3 Sistematika bahasan
BAB II IDENTIFIKASI MASALAH
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Konsep dasar Emosi,Persepsi dan Motivasi
A. Emosi
B. Persepsi
C. Motivasi
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA



BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH

Masalah-masalah yang akan diidentifikasi antara lain:
3.1 Konsep dasar Emosi,Persepsi dan Motivasi
A. Emosi
a. Defenisi
b. Penggolongan Emosi
c. Pertumbuhan dan Pengaruh Emosi
d. Fungsi Emosi dan Perubahannya
B. Persepsi
a. Defenisi
b. Macam-macam Persepsi dan Faktor-faktornya
c. Macam-macam Gangguan Persepsi (dispersepsi)
d. Syarat dan Proses Terjadinya Persepsi
C.Motivasi
a. Defenisi
b. Konsep dan Jenis Motivasi
c. Pendekatan Dalam Kajian Motivasi




BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Konsep Dasar Emosi, Persepsi, dan Motivasi
A. Emosi
a. Defenisi
 Dari Wikipedia Bahasa Indonesia Emosi adalah istilah yang digunakan untuk keadaan mental dan fisiologis yang berhubungan dengan beragam perasaan, pikiran, dan perilaku
 .Dari Ensiklopedi bebas Emosi adalah pengalaman yang bersifat subjektif, atau dialami berdasarkan sudut pandang individu. Emosi berhubungan dengan konsep psikologi lain seperti suasana hati, temperamen, kepribadian, dan disposisi.
 Menurut Syamsudin emosi adalah sebagai suatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa ( a strid up state ) yang menyertai atau munculnya sebelum dan sesudah terjadinya perilaku.
 Menurut James & Lange , bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu karena gembira.
 menurut Lindsley bahwa emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau keras dari susunan syaraf terutama otak, misalnya apabila individu mengalami frustasi, susunan syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar tertentu yang dapat mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu menimbulkan emosi.
 Teori yang dikemukakan oleh William James dan Carl Lange kira-kira seabad yang lalu, yang dikenal dengan Teori James Lange, mengemukakan proses-proses terjadinya emosi dihubungkan dengan faktor fisik dengan urutan sebagai berikut:
 Mempersepsikan situasi di lingkungan yang mungkin menimbulkan emosi.
 Memberikan reaksi terhadap situasi dengan pola-pola khusus melalui aktivitas fisik.
 Mempersepsikan pola aktivitas fisik yang mengakibatkan munculnya emosi secara khusus.
Perubahan emosi karena perasaan yang menekan, mempengaruhi fungsi pencernaan. Sebagaimana diketahui, pencernaan dilakukan di dalam lambung melalui asam lambung; biasanya lambung menghasilkan asam lambung dalam jumlah sesuai dengan yang dibutuhkan dan berhenti kalau tugas mencerna makanan selesai. Pengeluaran asam lambung ini diatur oleh susunan saraf parasimpatis sebagai bagian dari susunan saraf otonom. Dalam keadaan stres, asam lambung dihasilkan secara berlebihan dan kalau ini terjadi tanpa dipergunakan untuk mencerna makanan, menyebabkan peradangan pada permukaan lambung dan dapat menimbulkan luka.
Tokoh empiris lain yang mengemukakan teori emosi adalah Wilhelm Wundt (1832 - 1920). Tetapi berbeda dari W. James yang menyelidiki mengapa timbul emosi, W. Wundt menguraikan jenis-jenis emosi.

Menurut Wundt ada tiga pasang kutub emosi, yaitu :

1. Senang - tak senang

2. Tegang - tak tegang

3. Semangat - tenang
Emosi dapat membuat kita menggapai puncak kegembiraan atau menenggelamkan kita ke dalam keputusasaan yang mendalam. Emosi-emosi yang menyenangkan atau yang sering juga disebut emosi positif seperti gembira, penuh harapan, damai, kasih sayang, dan lain sebagainya tidak terlalu banyak memberikan rangsangan dan juga tidak terlalu sedikit, sehingga dapat menjaga keseimbangan yang membuat organ-organ tubuh berfungsi dengan baik. Sedangkan emosi-emosi yang tidak menyenangkan atau juga disebut emosi negatif seperti marah, cemas, gelisah, sedih, takut, benci, dendam, putus asa, dan lain sebagainya, memberikan rangsangan yang berlebihan pada berbagai organ tubuh, sehingga organ-organ tubuh tidak dapat berfungsi secara normal, daya tahan tubuh terhadap infeksi diperlemah, dan timbullah berbagai macam penyakit.
Florence Wedge dengan tepat mengatakan bahwa emosi yang tidak menyenangkan dapat menyebabkan banyak penyakit fisik yang kelihatannya benar-benar disebabkan oleh penyakit organik, seperti gangguan pada lambung, hati, usus, jantung, kulit dan otot. Emosi tersebut juga dapat menyebabkan rasa nyeri pada tulang, persendian, dan kepala. Maka tidak mengherankan, masih menurut Wedge, kalau sejumlah dokter terkemuka menyatakan bahwa 90% penyakit yang biasa diderita oleh orang pada zaman sekarang ini, ada kaitannya dengan gangguan emosional. Hal ini dapat dimengerti karena emosi yang kuat lebih melelahkan organisme tubuh daripada pekerjaan berat dari otot atau otak. Maka orang yang secara emosional stabil, tidak akan membiarkan masalah sepele menjadi besar.Benar bahwa tidak ada alur tunggal yang selalu dimulai dari ’emosi negatif’ ke ’penyakit’. Ada kalanya penderitaan karena suatu penyakit (yang bukan akibat emosi negatif) menimbulkan emosi negatif bagi seseorang. Hal ini nampak dari banyak yang menderita sakit yang mudah tersinggung, gampang marah, sedih, putus asa dan sebagainya.
Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri – ciri sebagai berikut:
 Lebih bersifat subyektif dari pada peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan dan berpikir
 Bersifat fluktuatif ( tidak tetap ).
 Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera.
Mengenai ciri – ciri emosi ini dapat dibedakan antara emosi anak dan emosi pada
orang dewasa sebagai berikut :
Emosi Anak:
 .Berlangsung singkat dan berakhir tiba - tiba
 Terlihat lebih hebat dan kuat
 Bersifat sementara / dangkal
 Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya
Emosi Orang Dewasa:
o Berlangsung lebih lama dan berakhir dengan lambat
o Tidak terlihat hebat / kuat
o Jarang terjadi
o Sulit diketahui karena lebih pandai menyembunyikannya
b. Penggolongan Emosi
Membedakan satu emosi dari emosi lainnya dan menggolongkan emosi-emosi yang sejenis ke dalam satu golongan atau satu tipe adalah sangat sukar dilakukan karena hal-hal yang berikut ini:
• Emosi yang sangat mendalam (misalnya sangat marah atau sangat takut) Menyebabkan aktivitas badan yang sangat tinggi, sehingga seluruh tubuh diaktifkan, dan dalam keadaan seperti ini sukar untuk menentukan apakah seseorang sedang takut atau sedang marah.
• Satu orang dapat menghayati satu macam emosi dengan berbagai cara. Misalnya, kalau marah ia mungkin gemetar di tempat, tetapi lain kali mungkin ia memaki-maki, dan lain kali lagi ia mungkin lari.
• Nama yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosi biasanya didasarkan pada sifat rangsangnya bukan pada keadaan emosinya sendiri. Jadi, "takut" adalah emosi yang timbul terhadap suatu bahaya,"marah" adalah emosi yang timbul terhadap sesuatu yang menjengkelkan.
• Pengenalan emosi secara subyektif dan introspektif, juga sukar dilakukan karena selalu saja akan ada pengaruh dari lingkungan.
c. Pertumbuhan dan pengaruh Emosi
Pertumbuhan dan perkembangan emosi, seperti juga pada tingkah laku lainnya, ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar. Seorang bayi yang baru lahir sudah dapat menangis, tetapi ia hampir mencapai tingkat kematangan tertentu sebelum ia dapat tertawa. Kalau anak itu sudah lebih besar, maka ia akan belajar bahwa menangis dan tertawa dapat digunakan untuk maksud-maksud tertentu pada situasi-situasi tertentu.pada bayi yang baru lahir, satu-satunya emosi yang nyata adalah kegelisahan yang nampak sebagai ketidaksenangan dalam bentuk menangis dan meronta.Pengaruh kebudayaan besar sekali terhadap perkembangan emosi, karena dalam tiap-tiap kebudayaan diajarkan cara menyatakan emosi yang konvensional dan khas dalam kebudayaan yang bersangkutan, sehingga ekspresi emosi tersebut dapat dimengerti oleh orang-orang lain dalam kebudayaan yang sama
Warna efektif pada seseorang mempengaruhi pula pandangan orang tersebut terhadap obyek atau situasi di sekelilingnya. Ia dapat suka atau tidak menyukai sesuatu, misalnya ia suka kopi, tetapi tidak suka teh. Ini disebut preferensi dan merupakan bentuk yang paling ringan daripada pengaruh emosi terhadap pandangan seseorang mengenai situasi atau obyek di lingkungannya. Dalam bentuknya yang lebih lanjut, preferensi dapat menjadi sikap, yaitu kecenderungan untuk bereaksi secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.Sikap pada seseorang, setelah beberapa waktu, dapat menetap dan sukar untuk diubah lagi, dan menjadi prasangka. Prasangka ini sangat besar pengaruhnya terhadap tingkah laku, karena ia akan mewarnai tiap-tiap perbuatan yang berhubungan dengan sesuatu hal, sebelum hal itu sendiri muncul di hadapan orang yang bersangkutan.Sikap yang disertai dengan emosi yang berlebih-lebihan disebut kompleks, misalnya kompleks rendah diri, yaitu sikap negative terhadap diri sendiri yang disertai perasaan malu, takut, tidak berdaya, segan bertemu orang lain dan sebagainya.Ada beberapa contoh pengaruh emosi terhadap perilaku individu diantaranya :
a Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai.
b.Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa ( frustasi ).
c.Menghambat atau mengganggu konsentrsi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup ( nervous ) dan gagap dalam berbicara.
d.Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati
e.Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.
d.Fungsi Emosi dan perubahannya.
Ada tujuh fungsi emosi bagi manusia yaitu:
1. Menimbulkan respon otomatis sebagai persiapan menghadapi krisis.
2. Menyesuaikan reaksi dengan kondisi khusus.
3. Memotivasi tindakan yang ditujukan untuk pencapaian tujuan tertentu..
4. Mengomunikasikan sebuah niat pada orang lain.
5. Meningkatkan ikatan sosial.
6. Mempengaruhi memori dan evaluasi suatu kejadian
7. Meningkatkan daya ingat terhadap memori tertentu
Ada beberapa cara untuk mngatasi emosi antara lain:
1. Rasakan Yang Orang Lain Rasakan
2. Tenangkan Hati Di Tempat Yang Nyaman
3. Mencari Kesibukan Yang Disukai
4. Curahan Hati / Curhat Pada Orang Lain Yang Bisa Dipercaya
5. Mencari Penyebab Dan Mencari Solusi
6. Ingin Menjadi Orang Baik
7. Cuek Dan Melupakan Masalah Yang Ada
8. Berpikir Rasional Sebelum Bertindak
9. Diversifikasi Tujuan, Cita-Cita Dan Impian Hidup
10.Kendalikan Emosi Dan Jangan Mau Diperbudak Amarah
11.Untuk meredam amarah orang lain sebaiknya kita tidak ikut emosi ketika menghadapi orang yang sedang dilanda amarah.
Perubahan-perubahan pada tubuh pada saat terjadi emosi Terutama pada emosi yang kuat, seringkali terjadi juga perubahan-perubahan pada tubuh kita antara lain :
1.Reaksi elektris pada kulit: meningkat bila terpesona.
2.Peredaran darah : bertambah cepat bila marah.
3 Denyut jantung : bertambah cepat bila terkejut.
4.Pernafasan : bernafas panjang kalau kecewa.
5.Pupil mata : membesar bila sakit atau marah.
6.Liur : mengering kalau takut atau tegang.
7.Bulu roma : berdiri kalau takut.
8.Pencernaan : mencret-mencret kalau tegang.
9.Otot: Ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang ataubergetar (tremor).
10. Komposisi darah : Komposisi darah akan ikut berubah dalam keadaan emosional karena kelenjar-kelenjar lebih aktif.







B.PERSEPSI
a.Defenisi
 Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Proses kognisi dimulai dari persepsi.
 Menurut Drevardalam Sasanti (2003),Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera.Kesan yang diterima individu sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu.
 Sabri (1993), mendefenisikan persepsi sebagai aktivitas yang memungkinkan manusia mengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat inderanya, menjadikannya kemampuan itulah dimungkinkan individu mengenali milleu (lingkungan pergaulan) hidupnya.
 Mar’at (1981), mengatakan bahwa persepsi adalah suatu proses pengamatan seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya.
 Riggio (1990), juga mendefinisikan persepsi sebagai proses kognitif baik lewat penginderaan, pandangan, penciuman dan perasaan yang kemudian ditafsirkan.
 Bimo Walgito (2001), persepsi adalah proses pengorganisasian,penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu.
 Maramis (1999),persepsi ialah daya mengenal barang,kualitas atau hubungan dan perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati,mengetahui atau mengartikan setelah pancaindranya mendapat rangsang.
 Davidoff, Persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu.
 Bower Persepsi ialah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan individu.
 Gibson, Persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu.
 Krech, Persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu.

b.Macam-macam Persepsi dan faktor-faktornya.
Ada dua macam persepsi,yaitu :
 Eksternal perception,yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang datang dari luar individu.
 Self perception,yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang berasal dari dalam diri individu.Dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri.
aktor-faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain:
 fakFtor pengalaman,
 proses belajar,
 cakrawala, dan
 pengetahuan terhadap objek psikologis.
Rahmat (dalam Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa persepsi juga ditentukan juga oleh faktor fungsional dan struktural. Beberapa jenis faktor fungsional atau faktor yang bersifat personal antara lain:
o kebutuhan individu.
o Pengalaman
o Usia
o masa lalu
o kepribadian
o jenis kelamin, dan lain-lain yang bersifat subyektif.
Faktor struktural atau faktor dari luar individu antara lain:
 lingkungan keluarga
 hukum-hukum yang berlaku dan
 nilai-nilai dalam masyarakat.
c.Macam-macam gangguan persepsi (dispersepsi)
Menurut Maramis (1999),tersdapat 7 macam gangguan persepsi yaitu:
1.Halusinasi atau maya.
Adalah persepsi tanpa adanya rangsang apapun pada pancaindra seseorang,yang terjadi pada keadaan sadar/bangun dasarnya mungkin organik,fungsional,psikotik ataupun histerik.Jenis-jenis halusinasi antara lain:
 Halusinasi penglihatan (halusinasi optik):¬¬¬
*.Apa yang dilihat seolah-olah berbentuk orang,binatang,barang atau benda.
* Apa yang dilihat seolah-olah tidak berbentuk sinar,kilatan atau pola cahaya.
* Apa yang dilihat seolah-olah berwarna atau tidak berwarna.
 Halusinasi auditif / halusinasi akustik ;halusinasi yang seolah-olah mendengar suara manusia,suara hewan,suara barang,suara mesin,suara musik,dan suara kejadian alam.
 Halusinasi olfaktorik (halusinasi penciuman); halusinasi yang seolah-olah mencium suatu bau tertentu.
 Halusinasi Gustatorik (halusinasi pengecap) ;halusinasi yang seolah-olah mengecap suatu zat /rasa tentang sesuatu yang di rasakan.
 Halusinasi Taktil (halusinasi peraba) ;halusinasi yang seolah-olah merasa di raba-raba,di sentuh,di tiup,di rambati ulat,dan disinari.
 Halusinasi kinestik (halusinasi gerak) ; halusinasi yang seolah-olah merasa badannya bergerak di sebuah ruang tertentu dan merasa anggota badannya bergerak dengan sendirinya.
 Halusinasi visceral ;halusinasi alat tubuh bagian dalam yang seolah-olah ada perasaan tertentu yang timbul di tubuh bagian dalam (mis: lambung seperti ditusuk-tusuk jarum)
 Halusinasi hipnagogik ; persepsi sensoris bekerja yang salah pada orang normal,yang terjadi sebelum tidur.
 Halusinasi hipnopompik ; persepsi sensoris bekerja yang salah,pada orang normal terjadi tepat sebelum bangun tidur.
 Halusinasi histerik ;halusinasi yang timbul pada neurosis histerik karena konflik emosional.
2.Ilusi
Adalah interpretasi yang salah atau menyimpang tentang penyerapan (persepsi) yang sebenarnya sungguh-sungguh terjadi karena adanya rangsang pada pancaindra.
Contoh: - bayangan daun pisang dilihatnya seperti seorang penjahat.
- bunyi angina terdengar seperti ada orang yang memanggilnya.
3.Depersonalisasi
Adalah perasaan yang aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa pribadinya sudah tidak seperti biasa lagi,tidak menurut kenyataan atau kondisi patologis yang seseorang merasa bahwa diri atau tubuhnya sebagai tidak nyata.
4.Derealisasi
Adalah perasaan aneh tentang lingkungan di sekitar dan tidak menurut kenyataan sebenarnya (mis,segala sesuatu dirasakan seperti dalam mimpi)
5.Gangguan somatosensoris pada reaksi konversi.
Adalah suatu keadaan menyangkut tubuh yang secara simbolik menggambarkan adanya suatu konflik emosional. Contohnya :
a. Anestesia,yaitu kehilangan sebagian atau keseluruhan kepekaan indra peraba padas kulit.
b. Parestesia,yaitu perubahan pada indra peraba,seperti ditusuk-tusuk jarum,di badannya ada semut berjalan,kulitnya terasa panas,atau kulitnya terasa tebal.
c. Gangguan penglihatan atau pendengaran
d. Makropsia (megalopsia),yaitu melihat benda lebih besar dari keadaan sebenarbnya bahkan kadang-kadang terlalu besar sehingga menakutkan.
e. Mikropsia,yaitu melihat benda lebih kecil dari sebenarnya.
6.Gangguan psikofisiologik
Adalah gangguan pada tubuh yang disarafi oleh susunan saraf yang berhubungan dengan kehidupan (nervus vegetatif) dan disebabkan oleh gangguan emosi.
7.Agnosia.
Adalah ketidakmampuan untuk mengenal dan mengartikan persepsi,baik sebagian maupun total sebagai akibat kerusakan otak.
d.Syarat dan Proses terjadinya Persepsi.
 Syarat terjadinya persepsi :
a. Adanya objek : objek ¬¬¬--- stimulus --- alat indra (reseptor).Stimulus berasal dari luar individu (langsung mengenai alat indra / reseptor)dan dari dalam diri individu ( langsung mengenai saraf sensoris yang bekerja sebagai reseptor)
b. Adanya perhatian sebagai langkah pertama untuk mengadakan persepsi.
c. Adanya alat indra sebagai reseptor penerima stimulus.
 Proses terjadinya Persepsi :
Persepsi melewati tiga proses,yaitu :
a. Proses fisik (kealamiahan) –objek –stimulus –Reseptor atau alat indra.
b. Proses Fisiologis –stimulus –saraf sensoris –otak
c. Proses Psikologis –Proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang di terima.
Jadi,syarat untuk mengadakan persepsi perlu ada proses fisik,fisiologis,dan psikologis.Secara bagan dapat di gambarkan sebagai berikut :

C.Motivasi
a.Defenisi
Istilah motivasi berasal Bahasa Inggris "MOTIVATION". Asal katanya ialah "MOTIVE" yang artinyaTUJUAN. Di dalam surat khabar, Jadi, singkatnya,motivasi adalah sebab, tujuan atau pendorong, maka tujuan seseorang itulah sebenarnya yang menjadi penggerak utama baginya berusaha keras mencapai atau mendapat apa juga yang di inginkannya secara negatif atau positif.
 Marx (1993), motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan dan mengarahkan seseorang dalam tindakan-tindakannya yang ada secara negatif atau positif.
 Boyle (1993) motivasi adalah suatu bentuk dorongan minat dan hati yang menjadi penggerak utama seseorang,sebuah keluarga, atau organisasi untuk mencapai apa yang diinginkan.
 Woolfolk (1998) motivasi sebagai keadaan dalam diri yang membangkitkan, menguasai dan menguatkan suatu tingkah laku dalam diri seseorang.

b.Konsep dan Jenis Motivasi
Masalah yang menggerakkan dan menentukan tingkah laku seseorang itu Antara lain yang selalu dikaitkan dengan konsep motivasi ialah :
 Keinginan (drives)
 Keperluan (needs)
 Insentif
 Rasa takut (fears)
 Usaha (goals)
 Tekanan sosial (social pressure)
 Kepercayan diri (self-confidence)
 Minat (interests)
 Rasa ingin tahu (curiousity)
 Kepercayaan (beliefs)
 Nilai (values)
 Pengharapan (expectations)
Konsep motivasi juga dapat dijelaskan berdasarkan ciri-ciri individu atau traits. Sebagai contohnya, ada pelajar yang bertindak melakukan sesuatu disebabkan keinginan yang tinggi untuk berjaya tetapi ada pula yang bertindak disebabkan takut untuk gagal; mungkin juga mereka bertindak karena minat yang sangat mendalam dalam masalah tersebut, dan mungkin pula semata-mata disebabkan rasa bertanggung jawab kepada kedua orang tua yang menaruh harapan begitu tinggi terhadap mereka. Ada pula ahli Psikologi yang berpendapat bahawa konsep motivasi dirujukkan kepada keadaan diri seseorang pada saat itu saja. Sebagai contoh, semua mahasiswa yang mengikuti kelas psikologi berusaha penuh perhatian terhadap mata kuliah hari itu kerana mereka tahu apa yang diajar penting untuk ujian kenaikan kelas. Pada dasarnya, motivasi yang terbentuk pada seseorang ketika itu adalah gabungan antara hal-hal diri dan keperluan pada saat itu. Persoalan yang boleh diajukan kepada diri sendiri. Motivasi bergantung pada dua faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar yang masing-masing dikenal sebagai motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
a) Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini dikaitkan dengan faktor dalam diri seperti: keperluan, minat, rasa ingin tahu, dan rasa kepuasan diri Ia juga merupakan cirri awal manusia, mengatasi segala cobaan dalam proses mendapatkan sesuatu yang diingininkan (Reeve, 1996).
b) Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini dikaitkan dengan faktor luar diri atau faktor sekitar seperti: hadiah , tekanan sosial, hukuman, dan lain-lain.. Motivasi ekstrinsik adalah berlawanan dengan motivasi intrinsik di mana aktivitas yang dibuat adalah bertujuan untuk mendapatkan ganjaran, atau untuk dipuji, atau untuk mengelak daripada hukuman, atau untuk mendapatkan perhatian seseorang yang disayangi, atau apa saja sebab selain daripada untuk pemenuhan sendiri. Hakikatnya seseorang itu tidak sebenarnya berminat untuk melakukan aktivitas itu, tetapi sebaliknya semata-mata untuk mendapat hadiah. Pada dasarnya kita tidak mungkin dapat membedakan kedua jenis motivasi ini hanya dengan melihat kepada tingkah laku. Sebaliknya kita boleh memahaminya dengan mencoba melihat dari aspek sebab mengapa seseorang itu melakukan perbuatan itu, yang dikenali sebagai lokasi sebab-akibat (locus of causality). Jika seseorang senantiasa berada di perpustakaan kerana minatnya yang suka membaca, maka dikatakan dia mempunyai lokasi sebab-akibat intrinsik.Sebaliknya jikalau dia berada di perpustakaan kerana satu-satunya cara dia bersama temannya, maka boleh diambil kesimpulan bahwa faktor luar yang mempengaruhinya berada di perpustakaan dan ini dikenali sebagai lokasi sebab-akibat luar atau motivasi ekstrinsik.
c.Pendekatan Dalam Kajian Motivasi.
Terdapat berbagai teori dan kajian untuk membicarakan konsep motivasi.
Ada empat pendekatan utama dalam mengkaji konsep motivasi:
 Pendekatan Behaviourisme atau Tingkah laku
 Pendekatan Humanistik atau Kemanusiaan
 Pendekatan Kognitivisme
 Pendekatan Pembelajaran Sosial
a) Motivasi dan Pendekatan Behaviuorisme atau Tingkahlaku
Dalam pendekatan ini, konsep motivasi dikaitkan secara jelas dengan prinsip ganjaran dan peneguhan.Tingkahlaku yang telah diberikan peneguhan pada masa yang lalu Untuk memahami persoalan seperti ini, ahli-ahli kaji behaviourisme menerangkan motivasi melalui konsep ‘peneguhan/ganjaran’ dan ‘insentif’. Ganjaran ialah objek atau situasi yang menarik yang diperolehi hasil daripada sesuatu perbuatan atau tingkahlaku. Insentif pula ialah objek atau situasi yang menggalakkan atau tidak menggalakkan tingkah laku itu diulang.
b) Motivasi dan Pendekatan Humanistik
Pendekatan ini juga dikenali sebagai ‘third-force’ di awal tahun 1940an sebagai gerakan balas terhadap dua pendekatan yang dominan pada masa itu, yaitu behaviuorisme dan psikoanalisis Freud. Pelopor bidang humanistik seperti Abraham Maslow dan Carl Rogers berpendapat bahwa kedua pendekatan behaviuorisme dan psikoanalisis tidak dapat menerangkan dengan sepenuhnya mengapa seseorang itu bertindak. Pendekatan humanistik mencoba menunjukkan bahwa keinginan intrinsik seseorang itu adalah digerakkan oleh keperluan untuk mencapai “self-actualization” (Maslow, 1968, 1970), “inborn actualizing tendency” (Rogers & Freiberg, 1994), atau keperluan kepada “self-determination” (Deci, Vallerand, Pelletier, & Ryan, 1991).
Pada dasarnya teori ini berpegang kepada kepercayaan bahwa manusia dilahirkan dengan keinginan untuk berusaha memenuhi potensi yang ada pada mereka. Dalam pendekatan ini, memotivasikan pelajar adalah bermakna memberi rangsangan kepada resos dalam yang ada pada setiap orang, yaitu di antaranya rasa kompetensi diri, harga diri, autonomi, dan pemenuhan mandiri. Kajian pendekatan ini mencoba menampilkan ‘self-esteem movement’, yaitu satu pendekatan yang kontroversi dalam memenuhi keperluan pelajar untuk mendapatkan kedudukan sosial melalui persoalan harga diri dan diganti para pelajar.
c). Motivasi dan Teori Kognitivisme
Pendekatan ini mencoba menunjukkan bahwa keinginan menguatkan image sendiri adalah merupakan suatu kuasa motivasi yang kuat. Banyak daripada tingkahlaku kita adalah bertujuan untuk menguatkan standar yang kita kenakan pada diri kita sendiri.
Pendekatan ini juga adalah hasil daripada rasa tidak puas hati terhadap pendekatan behavioursme. Ahli-ahli dalam bidang ini percaya bahawa setiap tindakan kita adalah ditentukan oleh pemikiran kita, bukan hanya disebabkan oleh kita diberikan ganjaran atau telah dihukum dengan melakukan perbuatan itu (Schunk, 1996; Stipek, 1993). Setiap tingkah laku yang dibuat adalah hasil daripada perancangan (Miller, Galanter, & Pribram, 1960), amanat(Locke & Latham, 1990), skema (Ortony, Clore, & Collins, 1988), pengharapan (Vroom, 1964), dan atribusi (Weiner, 1992).Pengandaian yang dibuat dalam pendekatan ini ialah respon yang diberikan oleh kita bukan disebabkan oleh situasi luar atau keadaan fisik tetapi sebaliknya berdasarkan interpretasi ke atas situasi dan kejadian ini.
d) Motivasi dan Pendekatan Pembelajaran Sosial atau Teori Personaliti
Pendekatan ini adalah gabungan antara pendekatan behaviourisme dan kognitivisme. Ia mengambil penekanan ahli behaviorisme di atas kesan atau hasil sesuatu tingkahlaku, dan minat ahli kognitif pula ke atas hasil dari kepercayaan dan pengharapan seseorang.Pendekatan ini boleh diringkas sebagai teori ‘pengharapan x nilai’. Ini bermakna bahwa motivasi adalah gabungan antara dua kekuatan, yaitu pengharapan seseorang untuk sampai ke amanah yang ditujunya, dan nilai amanh itu untuk dirinya. Dengan perkataan lain, persoalan yang mungkin akan ditanya ialah “ Jikalau saya sungguh-sungguh berusaha, bolehkah saya berjaya?” dan “ Jikalau saya berjaya, adakah hasilnya akan membawa kebahagiaan kepada kehidupan saya?”. Di sini, motivasi dilihat sebagai gabungan antara dua elemen penting, yaitu ‘kejayaan’ dan ‘kebahagiaan hidup’, dan jikalau salah satu daripadanya tidak ada, maka kemungkinan besar motivasi untuk berusaha mencapai amanah itu akan menjadi lemah dan tidak signifikan lagi.





BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Emosi dalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Jenis emosi yang secara normal dialami antara lain: cinta, gembira, marah, takut, cemas, sedih dan sebagainya. terjadinya emosi dihubungkan dengan faktor fisik dengan urutan sebagai berikut:
 Mempersepsikan situasi di lingkungan yang mungkin menimbulkan emosi.
 Memberikan reaksi terhadap situasi dengan pola-pola khusus melalui aktivitas fisik.
 Mempersepsikan pola aktivitas fisik yang mengakibatkan munculnya emosi secara khusus.
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Proses kognisi dimulai dari persepsi.
Motivasi adalah suatu bentuk dorongan minat dan hati yang menjadi penggerak utama seseorang,sebuah keluarga, atau organisasi untuk mencapai apa yang diinginkan.
Motivasi bergantung pada dua faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar yang masing-masing dikenal sebagai motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

4.2 Saran
1. Setiap individu di harapkan menjaga emosinya agar tidak menyakitkan atau merugikan diri sendiri dan orang lain.
2. Setiap persepsi senantiasa di arahkan pada hal-hal yang positif agar tercipta kerukunan hidup antara satu dengan yang lain.
3. Saling memberikan motivasi yang positif harus selalu di pupuk untuk menciptakan semangat dan rasa percaya diri.
4. Emosi,persepsi,dan motivasi adalah bagian dari perilaku manusia yang masing-masing memiliki karakter atau ciri khas yang berbeda.Oeh karena itu perlu di jaga keseimbangan masing-masing.














BAB V
PENUTUP
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah melimpahkan rahmat-Nya karena atas perkenaan-Nya,maka makalah tentang Emosi,Persepsi,dan Motivasi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Semoga makalah yang telah di tulis ini dapat bermanfaat bagi Civitas Akademik semua pada umumnya dan bagi mahasiswa Keperawatan pada khususnya.
Apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini,penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya,dan segala saran dan kritikan yang membangun sangat penyusun harapkan dari pembaca demi pengembangan ketrampilan menulis selanjutnya.Kiranya penyelesaian makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar